Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Unsam Menyelenggarakan Kuliah Dosen Tamu

Langsa – Fakultas Pertanian Universitas Samudra (Unsam) kembali menyelenggarakan Kuliah Dosen Tamu yang bertajuk “Daya Saing dan Integrasi Pasar CPO Indonesia”. Kuliah Dosen Tamu tersebut menghadirkan narasumber dari Universitas Sumatera Utara (USU), narasumber tersebut yakni Ir. Diana Chalil, M.Si., Ph.D.

Kegiatan Kuliah Dosen Tamu yang terbuka bagi mahasiswa Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian itu diselenggarakan pada Senin (18/3/19) di Aula I Biro Rektor Universitas Samudra dan dibuka oleh Rektor Universitas Samudra Dr. Bachtiar Akob, M.Pd yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Pertanian Ir, Rosmaiti, M.P.

Dalam sambutannya beliau menyampaikan Kuliah Dosen Tamu kali ini mendatangkan dosen pakar di bidang Pasar Industri Kelapa Sawit sehingga bisa menambah wawasan para mahasiswa khususnya tentang persaingan Pasar Kelapa Sawit. “Kota Langsa memiliki komoditi Kelapa Sawit yang cukup banyak dan sedang dihadapkan pada kondisi harga yang anjlok, oleh karena itu adik-adik mahasiswa khususnya dari Program Studi Agribisnis bisa banyak bertanya kepada Ibu Diana Chalil sehingga bisa menjadi modal pengetahuan untuk para mahasiswa setelah menjadi alumni kelak”, ungkapnya.

Ir. Diana Chalil, M.Si., Ph.D dalam paparannya menyampaikan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya, kelapa sawit merupakan penghasil minyak nabati baik dari sisi produksi dan penggunaan biaya produksi paling efisien. Dari sisi produksi CPO dapat menghasilkan 3,8 ton/ha sedangkan minyak bunga matahari sebesar 0,7 ton/ha dan kedelai 0,5 ton/ha. Dari sisi penggunaan biaya produksi yaitu pupuk, pestisida dan tenaga kerja, pengelolaan kelapa sawit paling efisien dibandingkan kedelai, rapeseed dan minyak nabati lainnya.

Namun begitu kelapa sawit selalu di serang dengan isu negative dengan mengatakan bahwa pengelolaan kelapa sawit merusak lingkungan sehingga beberapa kali negara-negara Uni eropa tidak menerima ekspor CPO dari Indonesia. “Untuk menanggapi ini Indonesia membuat sebuah perangkat yang dinamakan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang menjadi kewajiban bagi pengusaha kelapa sawit untuk menjalankannya, sedangkan dari dunia internasional dinamakan dengan Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) dimana pengusaha sawit Indonesia bersifat voluntary untuk mengikutinya.  Hal yang sama juga dilakukan oleh Malaysia sebagai salah satu negara penghasil CPO terbesar di dunia selain Indonesia”, paparnya.

“Harga CPO yang cenderung selalu berfluktuatif harus disikapi dengan penggunaan biaya – biaya yang efisien yaitu biaya produksi, biaya pengolahan dan biaya pemasaran. Untuk mengatasi masalah ini maka dilakukan integrasi dari seluruh subsistem yang ada di agribisnis agar efisiensi teknis dapat tercapai dan produktivitas bisa meningkat”, jelas beliau lebih lanjut.

Acara Kuliah Dosen Tamu tersebut dihadiri oleh para wakil dekan, ketua program studi, dosen dan mahasiswa Prodi Agribisnis. (Humas Unsam).